1 Jam Saja

12 06 2009
satu jam saja ku telah bisa
cintai kamu kamu kamu di hatiku
namun bagiku melupakanmu
butuh waktuku seumur hidup

Satu jam saja ku telah bisa | cintai kamu kamu kamu di hatiku | namun bagiku melupakanmu | butuh waktuku seumur hidup | Satu jam saja…

Awalnya gak terlalu suka dengan lagu dari Band ST12, namun setelah kejadian yang menimpaku selama seminggu di Mataram; semua berubah.

Cara pandang yang berubah dan penilaian juga berubah. Meski ada perbedaan yang cukup signifikan dibanding dengan lagu ST12 tersebut. Akhirnya seh gak nyampe ke … Batu Nisan … Hanya rasa dan efek yang ditimbulkan sama sama sakit.

Tanggal 1 – 7 April harus ada di Mataram (Nusa Tenggara Barat). Awalnya tugas dan job desc. yang diberikan dari kantor adalah jadi fotografer… e la dalah, malah harus ikut bantu teman ngurusin persiapan School Inauguration untuk tanggal 5 April 2009. Ada pak Gubernur dan Sekretaris Parlemen Australia yang akan membuka persemian sekolah yang kita bangun (MCPM-AIBEP). Nyampe di bandara di jemput mobil Hotel Jayakarta, walaupun saat itu tanpa sepengetahuan kita (Saya dan Yesi) ada teman yang jemput di bandara. Akhirnya diambil keputusan kita langsung ke sekolah, dan bagasi langsung masuk Hotel… heheheh.

Hari berlalu berganti hari dengan tanpa terasa, hingga sampe pada pertengahan waktu akan mengakhiri kerja di sana. Saat Dinner bersama Sales Manager Jayakarta Hotel… tanpa diniatin dan tanpa disengaja menyapa dan menegur seorang pelayan disana karena tingkahnya yang grogi. Jujur seh… setiap makan malam atau sarapan pagi saya suka perhatiin dia. Sekedar mengagumi… kan gak salah. Hingga pas ada kesempatan untuk tegur sapa… kesempatan nehhhh.

Penampilannya rapi dam serasi gak berlebihan, hanya senyum dan perhatiannya yang luar biasa… ya iyalah kan udah dilatih untuk itu. hehehhe.  Hanya gara gara Semut… (Mbak jangan lama-lama berdiri di situ, Emang napa pak? . Takut aja ntar dikerubutin semut, soalnya mbak kan manis… tessss kena dehhhh) Dan lanjut deh perburuan malam itu. Ditambah lagi dapat dukungan penuh kedua teman saya. (Yesi dan Dina).

Mulai ngatur strategi, memberi perhatian lebih dan hal lainnya (please dehhh, kan gak mesti saya jelaskan hal hal seperti itu). Sampai pada saat peresmian sekolah, pihak Hotel Jayakarta yang ngurusin makanan buat para tamu terhormat… eeehhh ada dia. Langsung aja pasang kuda2 untuk mendekati lagi. Lari ke sana, lari ke sini, lari lagi… marathon apa mau School Inauguration ya???. Tapi memang benar koq, saya harus berlari untuk mendapatkan foto para tamu terhormat buat bahan publikasi di kantor dan website. Capek dan kepanasan, akhirnya kelar juga acara peresmian sekolah. Para tamu sudah bubar, kini tinggal murid sekolah dan guru serta beberapa orang yang gak ku kenal. Ada kesempatan neh, pertama ngajak di foto berdua. Sukses. Selesai foto berdua saya coba minta nomor HP tapi gak pake langsung… ada triknya donk. Mbak ada Palu??. Si mbak kebingungan, mana ada cewek cakep bawa palu. Gak ada Mas jawabnya. Tapi nomor HP ada kan? balasku lagi. Mungkin dia merasa geli, sampe tersipu malu. Langkah kedua, ngasih dia bunga. Walau bunga bekas pajangan dari meja VVIP… heheheh tapi tetap bunga dan tetap romantis, sampe dia gak bisa lupakan. Saya tahu setelah nanya dia di kemudian hari… hehehehehh.

Dua hari terakhir di Jayakarta, belom juga dapat nomor HP si dia, dan pada saat sarapan pagi dengan sangat terpaksa saya harus menanyakan langsung pada salah satu temannya, karena hari itu dia sedang off. Temannya seh jawab iya… tapi sampe satu jam nunggu, gak juga nomor HP ada di mejaku. Teman memang kadangkala dapat diandalkan pada saat sulit, ini terbukti. Berkat bantuan Dina dan Yesi, ditambah sedikit paksaan akhirnya dapat juga nomor HP si dia. Ini atas inisiati Dina, dia nelpon Sales Manager dan karena dia butuh bantuan penting. Gak lama kemudian datang juga Sales Manager ke meja makan. Setelah basa basi sedikit akhirnya Dina langsung to the point, “Sebenarnya pak kita mau minta nomor mbak Yus doank, kan kemarin dia udah bantuin kita di sekolah. Jadi kita mau ngucapin terima kasih sama dia”. Alasan kuno tapi manjur. Kemudian dia manggil salah satu teman si dia (pada orang yang sama saat saya minta nomor HP si dia) Dengan berat hati akhirmnya dia kasih juga. Saya baru mengerti ternyata ada kode etik diantara mereka untuk tidak memberikan nomor HP pada tamu hotel yang nanyain. Karena gak jarang mereka juga dirayu dan digombal para tamu… fakta ini saya dapatkan setelah banyak cerita dengan si dia, by phone. Satu hari berlalu tinggal sehari lagi.

Dapat nomor HP, gak ketemu orangnya gak asyik juga. Padahal hari itu hari terakhir, coba telpon yang ngangkat seorang pria, ternyata pacarnya… hehehehhehehe apes. Hari itu ketika berhasil menghubungi si dia melalui telpon, akhirnya aku cerita bahwa hari itu hari terakhir di Mataram, dan kalo gak keberatan agar si dia mau ngantar nyari oleh oleh sekaligus ngantar ke Bandara. Singkat cerita, si dia menghindar dan ngasih alasan gak bisa ngantar, gara-gara mau ke salon… capek dehhhh.

Kayak film AADC, saat itu aku berharap di datang dengan berlari kemudian memanggilku…. puihhhhhhhhhhh. Sampai detik ini gak kesampain juga tuh khayalan. Nah pada detik itulah lagu Saat Terakhir dari ST12 menghujamku dengan keras. Terasa lirih dan menyakitkan. Oooooooooooooooooooo.

Waktu berlalu, banyak keakraban yang kami lalui walau hanya sebatas lewat HP… Satu Jam saja kutelah bisa cintai kamu… namun bagiku butuh waktuku seumur hidupku tuk melupakanmu.


Actions

Information

Leave a comment